Content Writer
Sumber foto : canva.com
Iklim merupakan rata-rata cuaca yang juga menjadi penanda keadaan atmosfer dalam suatu kurun waktu tertentu. Iklim juga didefinisikan sebagai ukuran variabilitas kuantitas serta rata-rata yang relevan dari sebuah variabel tertentu yaitu curah hujan, temperatur, atau angin pada suatu periode tertentu, yang umumnya merentang dari bulan hingga tahunan atau bahkan hingga jutaan tahun.
Perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini terjadi secara alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi penyebab utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak dan gas.
Perubahan iklim mengancam kehidupan manusia dengan dampak seperti kekeringan, banjir, tanah longsor, serta kerusakan infrastruktur, yang berpotensi menyebabkan kerugian ekonomis. Endah menyoroti perlunya upaya adaptasi, peningkatan kompetensi, dan kerjasama antar pemangku kepentingan untuk menghadapi ancaman ini. Dia juga menekankan perlunya desain infrastruktur fisik yang tahan terhadap perubahan iklim, penggunaan bahan konstruksi tahan cuaca ekstrem, dan sistem transportasi yang ramah lingkungan.
Perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dampaknya meliputi kekeringan, banjir, tanah longsor, hingga kerusakan fasilitas bangunan dan infrastruktur.
Untuk menghadapinya, diperlukan upaya adaptasi, peningkatan kompetensi, serta kerjasama antar pemangku kepentingan. Selain itu, kita perlu menyesuaikan desain infrastruktur fisik agar tahan terhadap perubahan iklim, menggunakan bahan konstruksi tahan cuaca ekstrem, dan menerapkan sistem transportasi yang ramah lingkungan.
1. Efek Rumah Kaca
Gas Rumah Kaca sebagai penyebab perubahan iklim pertama dan berasal dari gas-gas rumah kaca. Beberapa gas di atmosfer Bumi sendiri turut berperan dalam hal ini, misalnya pada kaca di rumah yang memerangkap panas matahari kemudian menghentikannya agar tidak bocor kembali ke angkasa.
Banyak dari gas-gas ini terjadi secara alami, meski berbagai aktivitas manusia disekitarnya meningkatkan konsentrasinya di atmosfer, khususnya pada metana, karbon dioksida (CO2), gas berfluorinasi CO2 dan dinitrogen oksida sebagai gas rumah kaca yang paling umum diproduksi oleh aktivitas manusia serta bertanggung jawab atas 64% pemanasan global buatan manusia.
2. Peningkatan Emisi
Penyebab perubahan iklim yang kedua berasal dari peningkatan emisi yang diakibatkan oleh ulah manusia, misalnya saja pada Pembakaran minyak, batu bara, dan gas yang akan menghasilkan dinitrogen oksida dan karbon dioksida. Ha ini juga disebabkan oleh deforestasi atau penebangan hutan.
Pohon sendiri membantu mengatur iklim dengan menyerap CO2 dari atmosfer. Karenanya saat terjadi penebangan, efek menguntungkan kemudian hilang dan karbon yang tersimpan di pohon akan dilepaskan ke atmosfer, dan menambah efek rumah kaca di bumi. Selain itu peningkatan emisi juga disebabkan oleh meningkatnya jumlah peternakan, khususnya pada Sapi dan domba, dimana keduanya menghasilkan metana dalam jumlah besar saat mencerna makanan.
3. Pemanasan Global
Penyebab perubahan iklim lainnya berasal dari aktivitas pemanasan global. Pembangkit listrik dan instalasi industri lainnya ialah penghasil CO2 utama. Suhu rata-rata global saat ini sendiri adalah 0,85ºC lebih tinggi jika dibandingkan dengan akhir abad ke-19.
Masing-masing dari tiga dekade terakhir ini sendiri telah lebih hangat dibandingkan dekade sebelumnya sejak pencatatan mulai dilakukan yaitu pada tahun 1850an. Para ilmuwan iklim terkemuka mengemukakan pendapatnya mengenai penyebab pemanasan global adalah aktivitas manusia.
Hal ini sendiri telah diamati sejak pertengahan abad ke-20. Peningkatan 2°C dibanding suhu pada masa pra-industri ini dinilai para ilmuwan sebagai ambang batas. Di mana kemudian terdapat risiko yang jauh lebih tinggi bahwa perubahan yang berbahaya serta berbagai bencana di lingkungan global kemungkinan akan terjadi. Karenanya hingga saat ini banyak diantara negara lain telah menanamkan kepada warganya tentang pentingnya menjaga pemanasan dibawah 2°C.
4. Perubahan Orbit Bumi
Penyebab terjadinya perubahan iklim selanjutnya berasal dari orbit bumi yang mengalami perubahan. Dalam 800.000 tahun terakhir, terdapat siklus alami dalam iklim Bumi di antara zaman es serta periode interglasial yang lebih hangat. Usai zaman es terakhir di 20.000 tahun yang lalu, suhu global kemudian naik rata-rata sekitar 3°C – 8°C dalam kurun waktu 10.000 tahun terakhir.
Peneliti juga menghubungkan kenaikan suhu dalam 200 tahun terakhir ini dengan kenaikan level CO2 di atmosfer. Tingkat gas rumah kaca ini sendiri kini telah berada jauh di atas siklus alami dalam kurun waktu 800.000 tahun terakhir. Orbit bumi yang berada di sekitar matahari adalah lingkaran bukannya elips.
Kadang ia hampir melingkar dimana jarak Bumi berada kira-kira sama dari Matahari saat ia bergerak mengelilingi orbitnya. Pada waktu lainnya elips lebih menonjol hingga Bumi bergerak lebih dekat dan jauh dari matahari saat mengorbit. Saat Bumi lebih dekat ke matahari sendiri, iklim kemudian akan menjadi lebih hangat.
Perubahan iklim adalah fenomena jangka panjang yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (seperti karbon dioksida, metana, dan nitrous oksida) di atmosfer akibat aktivitas manusia. Fenomena ini mempengaruhi sistem ekosistem, ekonomi, dan kehidupan manusia secara global.
1. Lingkungan
a. Peningkatan Suhu Global
Suhu rata-rata bumi terus meningkat, menyebabkan gelombang panas yang lebih sering dan intens. Dampak ini mengakibatkan penggurunan, kebakaran hutan yang lebih besar, serta hilangnya habitat alami.
b. Pencairan Es di Kutub
Peningkatan suhu global menyebabkan mencairnya es di kutub dan gletser, yang berkontribusi pada kenaikan permukaan laut. Hal ini mengancam pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir.
c. Perubahan Pola Cuaca
Perubahan iklim menyebabkan perubahan pola curah hujan, yang mengarah pada banjir di beberapa wilayah dan kekeringan parah di wilayah lainnya.
d. Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Perubahan suhu dan habitat mendorong banyak spesies ke ambang kepunahan. Hutan, terumbu karang, dan ekosistem lain menjadi semakin rentan.
2. Ekonomi
a. Kerugian di Sektor Pertanian
Kekeringan, banjir, dan cuaca ekstrem mengurangi produktivitas pertanian. Ini memengaruhi pasokan pangan global dan meningkatkan risiko kelaparan.
b. Kerusakan Infrastruktur
Cuaca ekstrem seperti badai, banjir, dan gelombang panas merusak infrastruktur penting seperti jalan, jembatan, dan bangunan, yang mengakibatkan biaya pemulihan yang tinggi.
c. Penurunan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam seperti air bersih, ikan, dan hutan menjadi semakin langka, yang memengaruhi berbagai sektor ekonomi.
3. Sosial
a. Migrasi dan Pengungsian
Kenaikan permukaan laut, kekeringan, dan bencana alam memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka. Fenomena ini dikenal sebagai migrasi iklim.
b. Konflik atas Sumber Daya
Penurunan sumber daya seperti air bersih dan lahan subur memicu konflik antar kelompok atau negara.
c. Ketimpangan Sosial
Negara-negara berkembang yang memiliki kapasitas adaptasi rendah cenderung lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim dibandingkan negara maju.
4. Kesehatan Manusia
a. Penyakit yang Berkaitan dengan Suhu
Gelombang panas meningkatkan risiko dehidrasi, stroke panas, dan kematian, terutama di kalangan lansia dan anak-anak.
b. Penyebaran Penyakit Menular
Perubahan iklim memperluas wilayah penyebaran nyamuk, menyebabkan peningkatan kasus penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan Zika.
c. Polusi Udara
Polusi udara yang meningkat akibat kebakaran hutan dan emisi gas rumah kaca memperburuk penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
1. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
2. Reboisasi dan Perlindungan Hutan
Penanaman kembali pohon dan perlindungan hutan membantu menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
3. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim
4. Kesadaran dan Pendidikan
Pendidikan mengenai pentingnya mitigasi perubahan iklim dan upaya adaptasi harus menjadi prioritas global.
5. Kerjasama Internasional
Perubahan iklim adalah masalah global yang memerlukan kerjasama lintas negara melalui perjanjian seperti Paris Agreement.
Dampak perubahan iklim sangat luas dan mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan di bumi. Dari lingkungan, ekonomi, hingga kesehatan manusia, fenomena ini mengancam keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan kehidupan. Dengan upaya bersama melalui mitigasi dan adaptasi, kita masih memiliki peluang untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim dan menjaga planet ini tetap layak huni.
Mulai sekarang jaga bumi kita dan kurangi aktivitas yang menyebabkan perubahan iklim. Kita lakukan kegiatan yang ramah lingkungan dengan menjadikan bumi ini masih bisa terjaga dan tetap sehat.
Tim Bumandhala Consultant Group. Perusahaan Konsultasi Lingkungan dan Teknik.
Kunjungi situs web kami di https://bumandhalaconsultantgroup.com/
Mari bersama jaga lingkungan ini tetap sehat dan terjaga demi masa depan yang sehat dan cemerlang.