Pemanasan Global: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Penanggulangannya

Rosalinda Maretha

Content Writer

global warming

Sumber foto : canva.com

 

Pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Fenomena ini menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh umat manusia dan lingkungan pada abad ke-21. Artikel ini akan membahas pengertian pemanasan global, penyebabnya, dampaknya terhadap lingkungan dan manusia, serta langkah-langkah penanggulangannya.

Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global merujuk pada peningkatan suhu rata-rata bumi akibat aktivitas manusia yang meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O). Gas-gas ini menangkap radiasi panas dari permukaan bumi dan memantulkannya kembali ke atmosfer, menciptakan efek rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu global.

Pemanasan global atau global warming adalah istilah yang menggambarkan peristiwa kenaikan suhu rata-rata daratan, lautan dan atmosfer bumi secara bertahap. Sejak 100 tahun lalu, suhu permukaan bumi mengalami peningkatan sekitar 0,6 derajat celsius. Oleh karena itu, peneliti dan ilmuwan mulai melakukan penelitian mengenai fenomena ini.

 

Laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menunjukkan bahwa suhu rata-rata global telah meningkat sebesar 1,1°C sejak era pra-industri, dengan proyeksi kenaikan yang lebih besar jika tindakan mitigasi tidak segera diambil.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia”[1] melalui efek rumah kaca.     Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Penyebab Pemanasan Global

1. Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

2. Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).[3] Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

3. Aktivitas Manusia

  • Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam untuk pembangkit listrik, transportasi, dan industri merupakan penyumbang utama emisi karbon dioksida.
  • Penebangan hutan mengurangi jumlah pohon yang mampu menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Selain itu, proses pembakaran hutan juga menghasilkan emisi gas rumah kaca.
  • Aktivitas pertanian, terutama yang melibatkan penggunaan pupuk kimia dan peternakan, menghasilkan gas metana dan dinitrogen oksida.
  • Proses industri seperti produksi semen dan pengelolaan limbah juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca.

4. Faktor Alam

  • Letusan gunung berapi dapat melepaskan sejumlah besar karbon dioksida dan partikel aerosol ke atmosfer.
  • Perubahan dalam aktivitas matahari dapat mempengaruhi suhu bumi, meskipun kontribusinya relatif kecil dibandingkan aktivitas manusia.kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. 

Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh.

Cara Mengatasi Global Warming (Pemanasan Global)

Upaya untuk menanggulangi pemanasan global memerlukan kolaborasi dari individu, pemerintah, dan komunitas internasional. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Mitigasi

 

  • Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Mengurangi pembakaran bahan bakar fosil dengan beralih ke energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air.
  • Reboisasi dan Pelestarian Hutan Menanam kembali pohon di area yang telah ditebang dan melindungi hutan dari penebangan ilegal.
  • Efisiensi Energi Meningkatkan efisiensi energi di sektor transportasi, industri, dan rumah tangga untuk mengurangi konsumsi energi.
  • Pengelolaan Limbah Menerapkan metode daur ulang dan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

 

2. Adaptasi

  • Infrastruktur yang Tahan Iklim Membangun infrastruktur yang dapat menahan dampak cuaca ekstrem seperti banjir dan badai.
  • Pertanian Berkelanjutan Mengembangkan teknik pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim, seperti penggunaan varietas tanaman tahan panas dan kekeringan.
  • Sistem Peringatan Dini Mengembangkan sistem peringatan dini untuk bencana alam seperti banjir dan badai.

 

3. Edukasi dan Kesadaran Publik

  • Kampanye Kesadaran Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi jejak karbon individu melalui kampanye dan edukasi.
  • Partisipasi Komunitas Mendorong komunitas lokal untuk terlibat dalam program-program lingkungan seperti pembersihan sampah dan penanaman pohon.

4. Kolaborasi Internasional 

  • Perjanjian Global Mendukung perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global hingga di bawah 2°C.
  • Transfer Teknologi Negara maju dapat membantu negara berkembang dengan transfer teknologi ramah lingkungan.

 

Pemanasan global adalah tantangan besar yang membutuhkan tindakan nyata dari seluruh lapisan masyarakat. Dengan memahami penyebab, dampak, dan langkah-langkah penanggulangan yang dapat dilakukan, kita dapat bersama-sama melindungi bumi untuk generasi mendatang. Perubahan kecil dalam gaya hidup kita, seperti mengurangi konsumsi energi dan mendukung produk ramah lingkungan, dapat memberikan kontribusi besar dalam mengatasi masalah ini.

Mencegah Pemanasan Global, Menjaga Bumi yang Ideal!

Hubungi Kami

Tim Bumandhala Consultant Group. Perusahaan Konsultasi Lingkungan dan Teknik.

Kunjungi situs web kami di https://bumandhalaconsultantgroup.com/

 

Mari bersama jaga bumi ini tetap sehat dan terjaga demi masa depan yang sehat dan cemerlang.

Scroll to Top